Dimsum Siomay Mini

Akhirnya kesampaian juga bikin dimsum siomay, setelah sekian lama ditunda-tunda. Jadi ya, saya itu pengin bisa bikin semua makanan favorit yg suka saya beli. Yang udah kesampaian baru pizza, sushi, donat, dan dimsum. Rata-rata cukup sukses, karena orang lain bisa makan alias layak makan. Haha

Anyway, ini pertama kali saya posting resep di blog. Biasanya cuma share foto masakan di FB. Tujuan utama saya, biar rajin ngeblog lagi. Biarin deh ini blog isinya random banget. Yang penting insya Allah bakal rajin diisi. Udah ada beberapa ide cerpen atau flash fiction sebenernya. Cuma masih males ngetik panjang aja. #plak #geplakkepala sendiri. :p
Kembali ke topik utama yaitu dimsum. Tadinya saya mau buat dimsum ini berdua sama Dina. Dikarenakan suatu alasan pribadi #halah, kami batal masak bareng. Yawislah, jadinya saya masak sendiri di rumah. Sehari sebelum masak, saya browsing resep dimsum. Tapi, seperti yang udah-udah, saya sedikit melenceng dari resep. Ada beberapa bahan yang saya skip. Dan inilah bahan dan proses pembuatan dimsum siomay ala saya.

Bahan-bahan:
Kulit:
1 bungkus kulit pangsit instan
Isi:
500 gr daging ayam, cincang kasar (saya pakai bagian dada)
250 gr udang (buang kepala dan kulit), cincang kasar
4 sendok makan tepung tapioka
1 batang daun bawang, iris tipis
1/2 batang wortel, diserut atau diparut
1 butir telur untuk perekat (tidak jadi saya pakai)
1 buah bawang putih, cincang halus
1 sendok teh kecap ikan
1 sendok makan saos tiram
1 sendok makan kaldu bubuk
1/2 sendok teh garam
1 sendok makan gula pasir
1/2 sendok teh merica hitam bubuk

Cara membuat:
Masukkan satu persatu bahan isian ke dalam mangkuk. Aduk sampai tercampur rata. Sisihkan. Karena saya memakai kulit pangsit berbentuk persegi, maka saya memotongnya menjadi lingkaran dulu.
Setelah kulit siap, ambil 1 sendok makan isian, taruh di tengah-tengah kulit, bentuk seperti siomay. Beri serutan wortel di atasnya. Perciki bagian luar kulit dengan air, supaya tidak menjadi keras setelah dikukus nanti. Kukus siomay selama 10-15 menit. Selain dikukus, saya juga membuat yang digoreng. Tinggal tambahkan saos sambal, dimsum siomay siap dinikmati. 😀

image

Ini bahan-bahannya. Telurnya
nggak jadi saya pakai untuk merekatkan kulit.

image

Ini hasilnyaaaa 😀

Dimsum Siomay Mini

Perempuan yang Gemar Melupa

Tidak ada kalimat yang bisa saya ungkapkan selain, saya juga perempuan yang gemar melupa. :’)

Iit Sibarani | Akar Pikiran

: Teruntuk perempuan yang gemar melupa,

Bukan kali pertama kau dapati surat dariku, bukan? Kuharap kau masih ingat beberapa surat atau celotehan singkat yang kutunjukkan untukmu. Perihal kecemasanku atas cemas-cemasmu yang kian ganas.

Jika saja bisa, ingin sekali kudekap dirimu erat-erat hingga rasa cemasmu menghilang dan kau mampu tertidur pulas. Tapi kau selalu menolakku dengan berkata, “tidak, aku baik-baik saja, atau “tidak, aku masih kuat,” atau kata-kata penguatan lainnya yang terdengar sangat hebat. Bravo! Kau memang perempuan hebat, tapi percayalah sayang, kau bukanlah perempuan yang selamanya mampu kuat.

Aku paham benar, perihal kau yang tak pernah lelah mencoba memperbaiki dirimu yang serba kurang. Kau bukan perempuan yang memiliki segala, dengan prestasi yang tak lagi ada,  gelimang harta yang tak mampu kauhasilkan, dan juga fisik yang bisa dibilang sangat biasa. Tapi percayalah, sayang. Kau memiliki hati yang luar biasa. Hati yang tak banyak orang-orang mampu memilikinya.

Kau perempuan yang begitu tabah, meski…

View original post 381 more words

Perempuan yang Gemar Melupa

Diet Mayo: Menantang diri sendiri untuk konsisten dan disiplin

Assalamu’alaikum…. ^_^

Harus pake salam dulu sebelum bikin postingan baru, karena sudah satu tahun lebih nggak menjamah blog ini. Siapa tau ada penunggunya. hihihi 😛

Jadiii….ceritanya saya mau bikin semacam diary untuk Diet Mayo yg sedang saya jalankan. Tapi apa daya, karena kesibukan yang segunung (halah) gagal deh bikin diary. Yasudlah, sharing pengalamannya aja.

Awal tau tentang diet ini dari teman kantor, yang liat postingan Fitri Tropica yang berhasil turun 5 kg dalam waktu 2 minggu. Saya langsung tertarik untuk ikut. Saya pikir, ah, gampang…kan makanannya dikasih mayonnaise. Secara saya penyuka mayonnaise. hahahaha….Tapi ternyata, oh ternyata…Mayo itu bukan mayonnaise, tapi nama klinik di USA.hehe

Apa itu Diet Mayo? Mungkin udah banyak yang tau, jadi saya cerita sedikit aja. Diet Mayo berasal dari USA. Mayo Clinic di USA adalah nama yang mengenalkan diet yang satu ini. Diet mayo ini menjanjikan penurunan berat badan antara 5-8 kg dalam waku yang cukup singkat, yaitu 13 hari. Pantangan untuk diet ini adalah garam, nasi, dan air es. Nah, lho? Padahal saya penyuka 3 hal itu. Langsung pengen mundur aja. Rasanya nggak mungkin 13 hari tanpa semua ituuu *nangis sesenggukan di pojokan*
Tapi teman saya memberi semangat dan dia bersedia ikut diet itu juga. Bahkan sampai memprintkan menu selama 13 hari. *terharu* :’) Dan akhirnya, mulailah saya browsing dan membaca postingan orang-orang yang pernah ikut Diet Mayo. Rata-rata berhasil turun 5-7 kg. Jadi makin semangat deh. ^_^

Diet ini saya mulai hari Kamis, 11 September 2014. Rabu sore sepulang kerja, saya belanja untuk menu hari pertama. Lunch hari pertama, menunya masih “lempeng”. Prinsipnya tanpa garam nasi. Untuk menu berikutnya saya modifikasi pake merica, bawang bombay, dan cabai. Saya belanja bahan makanan untuk diet, setiap dua hari sekali. Setiap pagi saya masak untuk makan siang, lalu sepulang kerja, saya masak untuk makan sore. Hampir setiap hari seperti itu, kecuali ada acara keluar, saya skip masak sorenya dan ganti dengan buah saja. Referensi menu saya dari blog http://mommiesdaily.com/2014/04/23/turun-5-kg-dalam-13-hari-dengan-diet-mayo

Ini penampakan menu saya selama diet 13 hari

Setiap hari saya memposting foto menu lunch dan dinner di facebook. Dan tanpa disangka-sangka, teman-teman penasaran dan ingin mencoba diet mayo juga.  Sampai-sampai banyak yang chat ke BBM dan WhatsApp. Beberapa hari berjalan, mulai banyak yang tanya udah turun berapa kg.  Saya malah jadi grogi karena banyak yang kepo. Haha…
Saking banyak yang tanya, akhirnya saya update status di FB, kalau saya sudah turun 1,5 kg di hari ke-4.  Lumayanlah yaa… Saya sendiri nggak percaya bisa turun segitu cuma dalam waktu beberapa hari.

Bahkan diawal diet, banyak yang meragukan saya bisa konsisten jalanin diet 13 hari.  Saya jadi makin tertantang buktiin ke teman-teman kalau saya bisa.  And i did it! Yippiiiee…. Dan lagi-lagi banyak yang chat via BBM, WhatsApp, dan FB, bertanya total turun berapa kg. Bahkan ada teman yang katanya ikut deg-degan nunggu kabar dari saya.  hahahaha…..

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu datang juga. Dengan perasaan harap-harap cemas, hari ke-14 saya nimbang. Dan ternyata, oh ternyata, saya cuma turun 3 kg.hiks… Mau bikin pengumuman di FB, takut temen-temen kecewa. Mau pura-pura lupa, tapi saya nggak enak udah janji ke orang banyak. Setelah mengumpulkan segenap keberanian, malamnya saya bikin status di FB yang isinya gini, “Ehm…cuma mau kasih tau sm temen2 yg dari kmrn tanya, hasil diet mayo yg saya jalanin. Sebenernya malu sih, ngasih taunya. Turunnya cuma dikit. Cuma 3 kg *sigh* tapi saya tau sebabnya, knp nggak bs maksimal, jd nggak heran kalo turunnya nggak seperti yg diharapkan 😐 “. Tanpa disangka respon teman-teman sangat positif. Banyak yang ikut senang saya berhasil menurunkan berat badan sampai 3 kg. Tapi tetap saja saya masih belum puas. Soalnya saya beberapa kali cheating saat diet. Seandainya saya benar-benar disiplin, hasilnya pasti lebih baik lagi.

Setelah diet mayo ini, saya mau coba food combining. Sayang kan, udah turun 3 kg, terus naik lagi ke bb awal atau bahkan bb-nya naik. Doakan kali ini lebih sukses ya…. 😀

Diet Mayo: Menantang diri sendiri untuk konsisten dan disiplin

Where’s my happiness?

Gara – gara baca tweetnya mas Andi Gunawan: “@NDIGUN: I owe myself a happiness. I’ll pay it. I know I will.”, jadi kepikiran tentang kebahagiaan diri sendiri.

I think i owe myself a happiness too. No, it’s not like i feel the lack of gratitude. I know that i’m so blessed. I have a good family (even sometimes we’re fighting, but i do love them no matter happens), great friends, nice boyfriend (?). Oh, let’s forget the last person i’ve mentioned.

I’m surrounding by a lot of love and i should be very happy. But the fact is i’m not so happy. It’s hard to explain. But, i forgot the last time i sleep tight, have a nice dream, and wake up with a very nice feeling. It feels like years i didn’t sleep well.

That’s why i owe myself a happiness. Not just a single, but many happiness if possible. Yea, i think i’ll pay it. I know i can. I should, no, i must…

Where’s my happiness?

THE ETERNITY

null
Penulis : Douglas Preston & Lincoln Child
Penerbit : Dastan Books
Jumlah Halaman : 624 halaman
Tahun Terbit : 2008

Dua belas ceruk, tiga mayat dalam satu ceruk. Semuanya dimutilasi dengan cara yang sama, di bagian leher, pundak, dan pinggang. Semua kerangka menunjukkan trauma parah pada cakram sumsum tulang belakang bagian bawah….

*****
Dr. Nora Kelly seorang arkeolog yang bekerja di Museum Sejarah Alam New York, dikejutkan oleh kedatangan seorang Agen FBI bernama Pendergast. Pendergast memaksa Nora untuk membantunya menyelidiki sebuah situs arkeologi, berusia seratus tahun lebih di Manhattan. Situs yang dimaksud ternyata adalah kuburan belulang, yang tanpa sengaja ditemukan di lokasi pembangunan apartemen, oleh pekerja perusahaan kontraktor Moegen – Fairhaven Group.

Betapa terkejutnya Nora saat melihat jumlah dan keadaan kerangka yang ia temukan. Semuanya dimutilasi secara mengerikan dan tampaknya pelakunya adalah seorang profesional, karena potongannya begitu rapi dan teliti. Setelah mengumpulkan beberapa sampel seperti potongan tulang dan rambut, Nora dan Pendergast mulai bekerja mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dan siapa pelaku pembunuhan keji tersebut.

Pada awal penyelidikan, Pendergast menemukan sebuah fakta bahwa di atas situs tersebut, dulunya berdiri sebuah bangunan yang bernama J.C Shottum’s Cabinet of Natural Productions and Curiosities. Bangunan tersebut adalah cikal bakal museum sejarah alam. Isi Shottum’s Cabinet adalah artefak –artefak aneh dari seluruh penjuru dunia yang berupa fosil, tulang belulang, kepala yang diciutkan, burung yang diawetkan, dan masih banyak lagi. Setelah melalui beberapa penyelidikan, mereka menemukan bahwa pembunuhnya adalah seorang Profesor bernama Enoch Leng yang menyewa ruangan di Shottum’s Cabinet. Profesor tersebut membunuh demi menciptakan ramuan keabadian.

Belum tuntas penyelidikan atas Prof. Leng, serangkaian pembunuhan baru terjadi. Tiga orang ditemukan tewas. Keadaan mayat mereka mirip seperti 36 kerangka yang diteliti Nora dan Pendergast. Siapakah pembunuh yang meniru gaya Prof. Leng? Ataukah jangan-jangan pembunuhnya adalah Leng sendiri yang berhasil menjadi manusia abadi? Siapa sebenarnya Pendergast? Mengapa ia begitu tertarik pada kasus ini, padahal sebenarnya FBI tidak memiliki kewenangan resmi untuk menyelidiki kasus semacam ini?

*******

Jujur saja, ini pertama kalinya saya membaca karya Douglas Preston dan Lincoln Child. Padahal, setelah saya sempatkan browsing dan mencari tahu tentang mereka, saya temukan ternyata Douglas Preston sudah menulis 17 novel thriller dan horor. Empat diantaranya adalah karyanya sendiri dan sisanya berduet dengan Lincoln Child. Cukup banyak juga ternyata karya yang sudah mereka buat.

Kalimat pertama yang keluar dari mulut saya, saat akhirnya dapat menyelesaikan novel ini adalah “akhirnya…capeknyaaa…..” T__T
Ya, novel ini sungguh membuat saya lelah. Selain karena halamannya lumayan tebal, 620-an halaman, tempo ceritanya juga lambat. Apa ini memang ciri khas Douglas dan Lincoln? Entahlah…..

Tapi untuk penggila novel thriller dan misteri, novel ini pasti sangat menyenangkan untuk dibaca. Banyak hal tak terduga dan sulit ditebak, temasuk identitas pembunuhnya. Misteri siapa sebenarnya Pendergast juga merupakan daya tarik novel ini. Anehnya, sampai akhir novel saya tidak tahu nama depan Pendergast. Entah saya yang terlewat dalam membaca atau memang tidak disebutkan.

Kelebihan lain novel ini adalah banyak pengetahuan baru yang bisa didapat, khususnya untuk saya sendiri yang minim pengetahuan tentang dunia arkeologi dan sejarah. Lalu ada juga beberapa kutipan yang saya suka, salah satunya adalah:

Apalah arti hidup panjang bila dijalani dalam petaka dan kesedihan?

Saya setuju sekali dengan kalimat di atas. Untuk apa hidup abadi jika orang – orang tersayang sudah tidak ada, dan kita hanya hidup dalam kesengsaraan dan kesedihan. Apalagi sampai mengorbankan banyak nyawa manusia.
Akhir kata, saya beri rate 3 dari 5 untuk buku ini.

THE ETERNITY

THE RESCUE

null
Penulis : Nicholas Sparks
Jumlah halaman : 488 hlm
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2005

Sinopsis
Denise Holton adalah orang tua tunggal dari seorang anak bernama Kyle. Sebelum memiliki Kyle, ia adalah seorang guru di Atlanta. Ia sangat mencintai pekerjaannya sebagai pengajar. Sayangnya, harapan Denise untuk kembali mengajar setelah cuti tidak dapat terwujud dikarenakan Kyle harus mendapat perhatian ekstra setiap waktu. Kyle mengidap kelainan pada proses saraf pendengaran pusat yang dalam bahasa kedokteran disebut Central Auditory Processing Disorder (CAPD). Pada usia empat tahun, kemampuan berbicaranya sama dengan anak usia dua tahun.

Dengan sedikit uang peninggalan orang tuanya, Denise memutuskan pindah ke sebuah kota kecil bernama Edenton. Sebagai ganti mengajar, ia bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran kecil di pinggir kota Edenton. Ia mengambil shift malam karena waktunya dari pagi sampai sore, dicurahkan untuk mengajar Kyle berbicara.

Hidupnya yang monoton berubah drastis saat suatu malam di tengah hujan badai, ia dan Kyle mengalami kecelakaan. Denise sempat pingsan dan kembali tersadar saat mendengar suara seorang pria yang ternyata adalah relawan pemadam kebakaran bernama Taylor McAden. Saat menyadari bahwa ternyata Kyle tidak ada di bangku belakang, ia menjadi panik dan histeris. Janji Taylor untuk menemukan Kyle, membuatnya sedikit tenang dan pencarian terhadap Kyle pun dilakukan. Berkat intuisi Taylor, Kyle dapat ditemukan. Dan dengan segera Taylor menjadi pahlawan bagi Kyle. Tanpa disangka, hubungan antara Kyle dan Taylor menjadi perantara bagi hubungan Denise dan Taylor.

Dan seperti hubungan percintaan lainnya, hubungan mereka tidak semulus yang diharapkan. Ada sebuah tragedi yang menguji kekuatan cinta mereka. Apakah itu? Silahkan baca selengkapnya di buku ini.

Quotes favorit
– Orang datang, orang pergi…mereka singgah dan pergi dari hidupmu, hampir seperti tokoh – tokoh dalam buku favoritmu. Ketika akhirnya kau menutup buku, para tokoh itu sudah menceritakan kisah mereka dan kau mulai lagi dengan buku lain, lengkap dengan tokoh – tokoh baru dan petualangan – petualangan baru.

– Bahkan ketika cinta ada di situ, tepat di depanmu, kau memilih menjauhkan dirimu dari cinta. Kau sendirian karena kau ingin sendirian.

Awalnya cukup sulit menyelesaikan novel ini, karena saya kurang suka dengan tema cerita percintaan orang tua yang melibatkan anak kecil. Tapi setelah sampai pada halaman pertengahan, saya baru sadar kalau novel ini tidak hanya bercerita tentang cinta Denise dan Taylor saja. Perjuangan Denise untuk membesarkan dan mengajari Kyle yang memiliki keterbatasan membuat saya tertarik membaca novel ini sampai akhir. Rasa haru dan bahagia bercampur menjadi satu. Sesekali saya dibuat tersenyum oleh tingkah Kyle yang lucu

Jika dibandingkan dengan buku Nicholas Sparks lainnya seperti A Walk to Remember, Message in a Bottle, dan Nights in Rodanthe, buku ini terasa berbeda karena kisah cintanya tidak terlalu mengiris – iris hati. Tapi saya dapat merasakan ketulusan, cinta, dan kasih sayang tiap tokoh dalam buku ini. Nicholas Sparks memang pandai dalam meramu cerita yang mengaduk – aduk emosi pembaca.

Saya merekomendasikan buku ini untuk orang tua atau siapapun yang berhubungan dengan anak – anak yang memiliki keterbatasan seperti Kyle.

THE RESCUE

SATIN MERAH (Aku cuma ingin jadi signifikan)

cover Satin Merah
PENULIS : BRAHMANTO ANINDITO & RIE YANTI
PENERBIT : GAGAS MEDIA
JUMLAH HALAMAN : 314 halaman
TAHUN TERBIT : 2010

Quote: “
– Ingin bisa nulis dengan baik harus banyak baca karya orang dulu. Sebagaimana ingin jadi pembicara yang baik harus banyak dengerin orang dulu.”

– “Nulis karya, apa pun itu, dengan dasar cinta. Selalu berangkatlah dari cinta. Sebarkanlah cinta, seraplah cinta. Percayalah alam semesta ini takkan pernah kehabisan daya cinta, karena Tuhan menciptakan kita dengan bahan baku cinta.”

SINOPSIS
Sastra Sunda?” tanya teman – teman Nindhita Irani Nadyasari, atau yang akrab dipanggil Nadya. Teman – teman Nadya hanya menggeleng – geleng ragu mendengar tema yang diambil Nadya untuk makalah Seleksi Tahap Kedua Pemilihan Siswa Teladan Se-Bandung Raya. Mereka tidak habis pikir mengapa Nadya mengambil tema yang tidak populer seperti itu. Tapi Nadya sudah memantapkan hati tidak akan merubah tema makalahnya. Menurutnya sudah saatnya orang – orang peduli pada hal – hal yang seolah – olah tidak penting, seperti kebudayaan daerah. Dan yang terpenting adalah, dia ingin jadi signifikan. Menjadi siswa yang “hanya” langganan ranking 1 dirasanya belum cukup.

Sebetulnya Nadya memiliki rahasia sehingga dia bisa selalu ranking 1. Dia memiliki suatu keistimewaan menyerap ilmu dari orang yang diinginkannya. Dia hanya perlu mengobrol dengan orang tersebut untuk menyerap ilmunya. Dia menyebut keajaiban ini sebagai “Energi Putih”. Karena dia selalu melihat penampakan energi berwujud awan putih di dalam mimpinya. Dan, voila, saat bangun tidur dia sudah sepintar si empunya ilmu.

Dan kali ini, Nadya ingin menggunakan “energi putih” untuk memudahkannya mengerjakan makalah. Untuk itu, dia harus mewawancarai beberapa Sastrawan Sunda dan menyerap ilmu mereka. Berbekal info dari internet, dia mendatangi Pusat Studi Sunda untuk mencari referensi makalahnya. Oleh petugas di sana, dia diberi alamat seorang Sastrawan Sunda bernama Yahya Soemantri. Tidak lama setelah pertemuan mereka, Nadya memposting sebuah puisi di sebuah grup di Facebook yang bernama “Sastra Sunda Plus”. Tulisannya mendapat banyak pujian dari member grup tersebut, yang ternyata sebagian besar adalah pemerhati dan Sastrawan Sunda. Tapi ada satu kritik yang dianggap Nadya agak mengganggu. Puisi karyanya dianggap meniru karya Yahya Soemantri.

Apakah Nadya meniru? Tidak, Nadya tidak meniru karya Yahya, tapi dia menjadi Yahya itu sendiri, berkat “energi putih”. Sukses membuat puisi yang cukup menggemparkan, membuat Nadya semakin haus untuk eksis di jagat Sastra Sunda. Target Nadya bukan lagi memenangi Seleksi Tahap Kedua Pemilihan Siswa Teladan Se-Bandung Raya, tapi membuat sebuah karya yang fenomenal, dengan menghalalkan segala cara.

***
Ketika pertama membaca judul buku ini, saya berpikir Satin Merah adalah selembar kain satin berwarna merah. Tapi tenyata Satin Merah yang dimaksud bukanlah jenis kain. Satin Merah adalah sastra – sastra, entah cerpen atau puisi yang muncul setelah peristiwa pembunuhan sastrawan. Kemunculannya selalu mengikuti peristiwa pembunuhan, seakan – akan sastra tersebut bukan ditulis dengan tinta, melainkan dengan darah yang merah.

Saya kagum pada kedua penulis novel ini. Mereka tidak pernah bertemu secara langsung saat proses pembuatan novel tersebut. Semuanya dikerjakan secara online. Dan hebatnya lagi, Brahmanto Anindito adalah Arek Suroboyo yang notabene kesehariannya jauh dari Budaya Sunda. Misi mereka adalah mengingatkan pembaca, bahwa Sastra Sunda itu masih eksis dan layak diapresiasi.

Kata – kata ayah Nadya berikut ini adalah contoh, bahwa berkarya melalui seni khususnya sastra, dianggap tidak dapat menjadi sumber penghidupan


“Kamu ini ya, Sastra Sunda aja dipikirin! Ngapain sih, mau – maunya! Biar orang desa yang lebih berbakat kesenian yang ngurusin perkara remeh gitu. Di keluarga kita, nggak ada darah – darah sastrawan, tahu nggak! Kamu mau jadi apa, naaak, ngurusin sastra itu mau jadi apaaa? Orang kere di Indonesia ini udah banyak!”

Hmmm, kata – kata ayah Nadya cukup menyakitkan, tapi memang itulah realita yang terjadi, setidaknya berdasarkan pengalaman pribadi saya sendiri.

Satin Merah menggunakan perpaduan alur mundur dan maju. Di awal cerita menggunakan alur mundur, dan setelah itu maju, dan seterusnya bervariasi seperti itu. Banyak kejutan – kejutan dalam novel ini. Dan itu ditemukan pada saat alur mundur. Saya suka tokoh Nadya yang penuh kejutan. Dia digambarkan mirip dengan Julie Estelle, dan ingatan saya langsung melayang pada sosok Julie saat memerankan Kuntilanak. Pribadi Nadya yang labil, emosional, misterius, sekaligus jenius, menambah greget saat membaca novel ini.

Saya tak henti – hentinya merinding saat membaca novel ini. Tapi, saya menemukan sedikit kekurangan pada alur cerita. Ada satu kejadian yang tidak dijelaskan secara terperinci, sehingga membuat saya menebak – nebak sendiri apa yang sebenarnya terjadi.

Akhir dari novel ini sungguh di luar dugaan dan menurut saya, bab terakhir adalah yang terbaik dari semua bab. Saya dibuat menangis membaca bab terakhir novel ini. Satu kata untuk novel ini, JENIUS.

Dan akhir kata, novel ini sangat saya rekomendasikan untuk penyuka novel misteri.

SATIN MERAH (Aku cuma ingin jadi signifikan)

Alunan Melodi di Sudut Cafe

Selalu di tempat itu. Dia, selalu menunggu kekasihnya di kursi paling pojok. Ditemani segelas Vanilla Latte dan sepotong Raisin Cake, dia tenggelam dalam penantian. Sudah hampir satu jam, hingga ceria di wajahnya mulai berubah menjadi muram.

Aku menjadi sedih bila dia bersedih. Sungguh, rasanya seperti ada yang hilang saat senyumnya meredup padam. Ah, betapa bodohnya aku! Mengapa tak kunyanyikan sebuah lagu yang indah agar manis senyumnya mengembang? Dan aku mulai beraksi, berusaha mengalunkan melodi nan indah untuk menarik perhatiannya, dan hei, berhasil! Dia menoleh ke arahku. Membuat jantungku berdegup kencang dan seperti ingin keluar. Dia menoleh dan memberiku senyuman termanisnya. Aku menjadi tersipu dibuatnya, dan membuatku melanjutkan melodi dengan penuh suka cita.

Dan saat – saat indah itu kemudian berakhir, saat lelaki yang ditunggunya datang. Gadis itu langsung berdiri dan menyambut kekasihnya dengan senyum lebar dan mata berbinar – binar.

Perhatian gadis itu teralihkan, melupakan lantunan indah yang tadi kulagukan. Tapi, apalah aku ini. Yang bisa kulakukan memang hanya melantunkan melodi – melodi dan memandanginya dari kejauhan, karena aku hanyalah piano tua di sebuah sudut cafe di kota lama.

Alunan Melodi di Sudut Cafe

aku. benci. diriku. sendiri

Jika ditanya, “siapa orang yang paling kamu benci di dunia ini?”
Saya dengan mudah dan tegas akan menjawab, “diri saya sendiri!”

Ya, akhir-akhir ini saya merasa benci pada diri saya sendiri. Saya benci diri saya yang lemah, yang terlalu mudah menganiaya pikiran dan hati saya sendiri. Saya terlalu mudah membenci seseorang, yang bahkan belum saya kenal. Saya merasa rendah dan buruk dalam waktu bersamaan.

Saya menyadari sepenuhnya kalau saya hanyalah manusia yang imannya masih lemah. Tapi sungguh, saya tidak ingin membenci dan menyakiti siapapun. Semuanya hanya saya simpan dalam hati. Saya tidak ingin membagi kebencian ini dengan siapapun.

Hanya Allah yang tahu isi hati dan pikiran saya yang sebenar-benarnya. Hanya kepada-Nya saya bisa menceritakan semua yang saya rasakan. Semoga suatu hari nanti, saya bisa mencintai diri saya sendiri, seperti saya mencintai orang tua, saudara, sahabat, dan laki-laki yang saya cintai. Semoga…dan saya yakin saya bisa. :’)

aku. benci. diriku. sendiri

You Know You’re in Love When…

In Between

… cheesy love songs finally make sense.

… every little thing (s)he does draws a smile on your face.

… it turns you from a bitter person into a better one.

… you tear down every wall you’ve built though you know it will leave you unprotected.

… you start listening to your feelings, and eventually, your heart.

… you stop playing games and jut let things happen.

… you just don’t care about rules, terms and conditions anymore.

… you’re willing to sacrifice precious sleeping hours just to talk with him/her.

… you look into each other’s eyes and the universe slowly fades away.

 

Last but not least,

When you’re in love…

…you just know.

 

And that’s how I know that I love you. Yes, you.

View original post

You Know You’re in Love When…